Friday, June 15, 2007

Kontes Robot Indonesia Terbesar Diikuti 80 Kampus

Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRI-KRCI) digelar di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 9 – 10 Juni ini. Kegiatan ini diikuti 80 perguruan tinggi se-Indonesia dan terbesar sejak kontes itu pertama berlangsung tahun 1993.

Ketua Pelaksana KRI-KRCI Dr Titon Dutono M.Eng, Senin (4/6) mengatakan, tahun 2005 diikuti 45 kampus dan tahun 2006 sevabyak 56 kampus. KRI pertama 1993 hanya diikuti 6 institusi. Dalam kontes mendatang, kata Titon, tak kurang dari 138 proposal KRI dan 205 proposal KRCI telah diajukan.

Dalam putaran final nanti 40 tim dari 35 perguruan tinggi bertanding dalam 80 pertandingan babak penyisihan bersistem setengah kompetisi. Ini terbagi dalam 8 grup masing-masing 5 tim, dan 15 pertandingan sistem gugur babak perdelapan hingga final. "Tiap pertandingan berdurasi 3 menit," katanya.

Selain itu, kata Titon, dalam KRCI dewan Juri juga akan memandu pertandingan dalam 4 divisi. Masing-masing divisi senior beroda 20 tim, berkaki 10 tim, expert single robot 12 tim, dan expert swarm 3 tim. Untuk KRCI tiap laga robot akan berdurasi 5 hingga 6 menit.

Ia mengungkapkan, untuk KRCI tahun ini tercatat sebagai pelaksanaan ke-4 sejak tahun 2004, dan tercatat juga mengalami kenaikan angka peminat yang luar biasa besar. Jika tahun 2006 kemarin pengirim proposal hanya 90, maka tahun ini meningkat drastis dengan 205 proposal."Suatu indikasi bahwa dunia robotika makin marak dan diminati di kancah perguruan tinggi di tanah air," katanya.

Titon berharap agar ajang unjuk karya teknologi robotika ini mampu menjadi perekat kebersamaan dalam membangun teknologi bangsa melalui perguruan tinggi. Selain itu, ia berharap agar ajang ini mampu menjadi pelumas mesin perguruan tinggi dalam menghasilkan tunas-tunas bangsa yang cinta teknologi dan mempunyai karakter sebagai pekerja keras yang disiplin dan pantang menyerah.

Sementara itu Ketua Dewan Juri KRI-KRCI, Dr Ir Endra Pitowarno menjelaskan, peraturan tahun ini ia nilai jauh lebih menantang dibanding tema tahun-tahun sebelumnya. Ini karena jika ingin menang peserta harus dapat membuat robot-robot yang mampu memecahkan misteri pada susunan lapangan pertandingan yang berbentuk sarang laba-laba.

Pada simpang-simpang atau sambungan tertentu dari "benang atau jalur putih" sarang ini terdapat pulau-pulau yang diibaratkan sebagai pulau-pulau kecil dari kepulauan komodo. Tim harus bisa meletakkan semacam obyek berbentuk silinder berdiameter sekitar 36 cm yang disebut sebagai pearl (mutiara) ke pulau ini agar pulau dapat dikuasai setelah ditemukan.

Tim yang paling banyak menemukan dan meletakkan pearl di pulau-pulau ini akan menjadi pemenang. Yang seru. Kata dia, dua tim akan saling berhadapan untuk memperebutkan atau menguasai pulau-pulau ini. "Sehingga hanya yang memiliki strategi dan kualitas robot-robot yang prima sajalah yang akan jadi pemenang," katanya.

Ia mengatakan, robot-robot yang terdiri dari satu robot manual dan maksimum 3 robot otomatis harus diprogram sedemikian rupa. Sehingga mereka mampu bekerja sama layaknya pemain sepakbola menyarangkan bola dan menguasai setiap lini di lapangan.

Pertandingan KRI dan KRCI tahun ini, kata Endra, akan dipimpin oleh Dewan Juri yang beranggotakan 10 orang pakar dari UI, IPB, ITB, Politeknik Bandung, ITS dan Peliteknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS. Dewan Juri akan bekerja marathon selama dua hari penuh pada 9 dan 10 Juni ini mulai pukul 08:00 hingga malam hari untuk memimpin jalannya KRI dan KRCI.

dikutip dari :
TEMPO Interaktif, Surabaya